naskah drama (10 orang) buatanku..
Drama Bahasa Indonesia
Nama Pemain:
Ø Agus Purnama sebagai Eza
Ø Asan
Asy’ari sebagai Farhan
Ø Devi
Indah Safitri sebagai Chika
Ø Irena
Fitriandini sebagai Narator
Ø Emmy
Nurcholida sebagai Ibu Lia
Ø Meisyana
Ratna Dewi sebagai Ainun
Ø Nur
Rizqun Haqqi L. sebagai Nabila
Ø Nurul
Istiqomah sebagai Bintang
Ø Nurul
Qamariah sebagai Eka
Ø Santi
Arjasari sebagai Lisa
Kelompok baik
· Lisa : Sebagai sahabat baik
Farhan.
Karakter : Lincah, mau bergaul dengan siapa saja.
· Farhan : Sebagai sahabat baik Lisa.
Karakter : Pendiam, perhatian, dan pintar.
· Chika : Sebagai siswa baru dari
Kota Malang.
Karakter : Pendiam.
Kelompok jahat
·
Eka : Sebagai
ketua geng jahat dan cheerleaders.
Karakter : Suka ngeselin orang, dan gak mau
disalahin.
·
Ainun : Sebagai
anggota geng jahat dan cheerleaders.
Karakter : Up to date banget dan galak.
·
Nabila : Sebagai anggota geng
jahat dan cheerleaders.
Karakter : Centil dan ceplas ceplos.
Siswi tomboy
· Bintang : Sahabat Lisa, Farhan dan Chika.
Karakter : Cuek, baik.
Siswa sok ganteng,
caper dan playboy
· Eza : Sebagai siswa kelas lain.
Guru di SMADA
· Ibu
Lia : Sebagai guru favorit SMADA
Jakarta.
Karakter : Agak culun, sangat terpaku pada buku dan
kudet. Serta sedikit galak.
CERITA
ANAK SMADA JAKARTA
“
Persahabatan Sejati ”
Ada cerita di sebuah SMA Negeri 2
Jakarta. Di sekolah megah ini ada sebuah kelompok jahat yang suka menindas
kelompok baik. Di samping itu juga ada siswa baru dari kota Malang yang
mengikuti orang tuanya pindah kantor ke Jakarta.
(Murid-murid
masuk kelas dan saling bercanda gurau)
(Kring..
suara bel berbunyi, setting di kelas)
Ibu Lia : Brug... (suara tas
yang diletakkan di atas meja) “Selamat pagi anak-anak”
Murid-murid
: “Selamat pagi Bu”
Ibu Lia :
“Pagi ini kita kedatangan siswa baru dari Kota Malang. Silahkan perkenalkan
diri kamu nak”
Chika :
“Terima kasih Bu. Perkenalkan, nama saya Siti Chika Ummi Zubaidah dan saya
biasa dipanggil Chika”
Ibu Lia : “Baik. Apa ada yang ingin
ditanyakan ?”
(Murid-murid pada melotot ke arah Chika,
lalu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar nama lengkap Chika kecuali Farhan
dan Lisa yang hanya tersenyum karena takut menyakiti hati Chika )
Ibu Lia : Brugg...bruuugg..brugg (suara tangan Ibu Lia memukul meja) “Diam semua. Kenapa kalian tertawa ? Apa ada
yang lucu ?”
Eka : “Yaiyalah Bu, namanya aja
kayak nama orang sekampung”
Nabila : “Yaps bener itu Bu, mendingan kalo
bagus !!! Ih amit-amit deh”
Ainun : “Dasar ndeso lu !! Pake nama Ummi Zubaidah lagi, ntar
ada masalah lagi ama Dewi Persik. Hahaha.....”
(Murid-murid tertawa)
Ibu Lia : “Sudah-sudah. Chika, silahkan kamu
duduk di samping Lisa, ya”
Chika : “Baik Bu”
(Ketika Chika menuju ke bangkunya,
tiba-tiba Chika terjatuh karena disandung dengan kaki Eka)
Chika : “Aduh....” (sambil mengelus-ngelus lututnya)
Eka : “Ups Sory...” (sambil tertawa atas kelakuan jahatnya)
(Lisa menghampiri Chika dan membantunya
untuk berdiri)
Lisa : “Kamu gapapa kan ?”
Chika : (Hanya mengangguk-ngangguk,
padahal ia jengkel dengan kelakuan Eka)
“Makasih ya”
Ibu Lia : “Ibu tidak mau dengar kalau Chika
dikibulin sama kalian. Mengerti ?”
Murid-murid
: “Iya Bu”
Ibu Lia : “Sekarang pelajari buku Bahasa Indonesia kalian, karena
minggu depan kita ulangan”
Bintang : “Apa Bu, ulangan ? Kan baru 1 kali pertemuan Bu”
Ibu Lia : “Emangnya kenapa? Belajar kok
setengah-setengah sih”
Bintang : “Bukannya begitu Bu, saya kira...” (langsung dipotong oleh Farhan)
Farhan : “Sudahlah Bintang, baca aja”
Bintang : “Hmmmm ya ya”
Setelah
beberapa jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Murid-murid segera memasukkan
buku mereka dan di samping itu Lisa dan Farhan mengajak Chika pergi ke kantin.
Lisa : (mengajak Chika) “Ke kantin yuk Chik bareng gue ama Farhan”
Chika : “Ke kantin ya ? Ayo dah”
(Mereka bertiga asyik bergurau,
sampai-sampai Chika tertabrak dengan siswa kelas lain yang bernama Eza)
Bruggg... (buku yang dipegang Eza jatuh berantakan)
Chika : “Maaf ya” (sambil membantu Eza menyusun bukunya kembali)
Eza : “Eh, iya iya gapapa kok” (Eza langsung pergi karena harus segera menyetorkan tugasnya ke Ibu
Lia)
(Chika pun terpana pada pandangan
pertama)
Farhan : “Chik....” (sambil memegang pundak Chika)
Chika : “Eh iya” (sambil tersenyum)
Lisa : “Lo suka ama Eza ya”
Chika : “Eza siapa sih ?”
Lisa : “Cowok barusan yang tertabrak
ama lo”
Chika : (Owh namanya Eza berkata dalam hatinya) “Mmm..aku nggak suka kok”
Farhan : “Sudah-sudah, ngapain pada debat
hal itu sih, yuk ke kantin”
(Setibanya di kantin, si tomboy
(Bintang) datang menghampiri Chika, Lisa, dan Farhan)
Bintang : “Hai Chika, kenalin gue Bintang (sambil mengulurkan tangannya)”
Chika : (Menjabat tangan
Bintang) “Salam kenal ya”
Bintang : “Owh iya. Kalau ada tugas kelompok, gue gabung ama kalian
ya. Gue males kalau gabung ama si grup centil itu”
Lisa : “Ok Bintang”
Farhan : “Ya sudah, yuk balik ke kelas”
Sesampainya di kelas, pelajaran pun
kembali seperti biasa. Menit demi menit, dan jam demi jam telah berlalu. Bel
pulang pun berbunyi dan murid - murid pulang ke rumah masing masing.
Pada keesokan harinya, aktivitas
sekolah kembali seperti sedia kala. Di samping itu, Eza datang ke kelas XII B
atau ke kelas Chika untuk menyampaikan bahwa Ibu Lia tidak masuk dan ada tugas
untuk kelas tersebut.
Eza : “Assalamu’alaikum”
Murid-murid :
“Waalaikumsalam”
Eza :
“Saya ingin memberitahukan bahwa Ibu Lia tidak masuk dan memberikan tugas di
buku paket Bahasa Indonesia halaman 115. Terima kasih”
Murid-murid : “Horee bebas”
(Eza pun melangkah keluar kelas, tetapi
dicegah oleh geng jahat karena si Eka sang ketua geng suka kepada Eza. Dan
tanpa Eka ketahui, Eza malah lebih suka kepada Chika)
Eka : “Hai Eza, kenalin gue Eka (menyulurkan tangannya tetapi tidak ditanggapi oleh Eza) dan gue
ketua cheerleaders lho”
Eza : “Ooh iya. Mmm anak baru itu namanya siapa ya ?”
Eka : “Ohh si Chika (ekspresi
cemberut), ngapain kamu nanyak dia ?”
Eza : “Cuma pengen tau aja. Kamu punya nomor
handphonenya nggak? Kalau punya, aku minta ya sekalian nomor handphone kamu
juga deh”
Eka : “Hmm..aku nggak punya nomor handphonenya Chika
Za. Ni nomor handphoneku Za. Jangan lupa sms ya.” (tersenyum sendiri, karena Eka berharap Eza sms)
Eza : “Ya sudah. Insyaallah ya..bye”
Eka : “Bye” (dengan
gaya centilnya)
Setelah itu, Eza bergegas keluar dari kelas XII B.
Tiba tiba handphone Chika bergetar yang ternyata ada sms dari nomor baru yaitu
nomor handphone Eza. Entah dari mana ia tahu nomor handphone Chika, yang jelas
Chika sangat gembira sekali kalau ternyata si Eza menaruh hati padanya.
Chika : “Eh Lis, ada
sms dari Eza nih. Wah, aku diajak ke kantin bareng lho”
Lisa : “Kamu jangan mau Chik, pasti dia ada maksud yang
nggak bener”
Chika : “Lah emang kenapa sih”
(Tanpa mereka ketahui, percakapan mereka
terdengar oleh Eka, lalu Eka langsung mencaci maki Chika. Sedangkan si Nabila
dan Ainun mengambil tas Chika lalu mereka keluarkan semua isi tasnya ke lantai)
Eka : “Woy bangun lo !!”
Chika : “Ada apa Ka ? Eh...tas aku mau diapain ?”
Eka : “Asal lo tahu ya, Eza itu gebetan gue. Jadi, gue
nggak mau ada bocah tengik yang ngerebut Eza dari gue, ngerti lo !!”
Chika : (mengangis)...
(Lisa dan Farhan pun ikut berdiri untuk
membantu Chika, di samping itu si Bintang yang asyik mengerjakan tugas sudah
muak melihat pertengkaran itu dan langsung melerai mereka)
Farhan : “Eh Eka, Eza itu bukan cowok lo, jadi lo jangan sok
ngatur-ngatur Chika deh”
Eka : “Siapa lo ? Jangan ikut campur ya. Ini bukan
urusan lo, ngerti !!!”
Bintang : “Eh... ngapain sih pada berantem mulu. Lo lagi (menunjuk ke arah geng jahat) dasar
onde-onde sekolahan! Bisanya cuma berantem aja. Sudah-sudah kembali ke bangku
kalian masing-masing, kalo nggak gue aduin ke Kepsek entar”
Ainun+Nabila : “Ih... gem to the bel. Gembel iuu.....”
Eka : “Yuk ke kantin aja guys” (mengajak Ainun dan Nabila)
(Ketika
geng jahat pergi ke kantin, Bintang mencoba menenangkan Chika)
Bintang : “Sudahlah Chik. Lo gak usah dengerin kata mereka ya,
woles aja”
Chika : “Iya Bintang, makasih ya”
Bintang : “Iya sama-sama. Yuk ke kantin”
Chika : “Gak ah, kamu pergi ama Lisa dan Farhan aja gih”
Lisa : “Bener kamu
gak mau ikut ?”
Chika : “Iya, aku mau nenangin diri dulu”
Lisa : “Ya udah. Yuk Bintang, Farhan...”
(Ketika Lisa, Bintang, dan Farhan ke
kantin, hanya tinggal Chika sendiri di kelas dan datanglah Eza untuk memberikan
sesuatu kepada Chika)
Eza : “Chik, kamu kenapa? Siapa yang buat kamu nangis begini
?”
Chika : “Aku gak nangis kok. Cuma kelilipan aja Za”
Eza : “Ya sudah. Nih buat kamu (memberi sebuah kado) emm.. buka di rumah aja ya”
Chika : “Apa ini Za ?”
Eza : “Ungkapan perasaanku padamu Chik. Tolong terima
ya”
Chika : “Kita kan baru kenal Za. Aku gak bisa terima ini”
Eza : “Iya aku tau Chik, ini sebagai awal pertemanan
kita aja deh. Biar kamu terima ini”
Chika : “Mmm.. Ya deh aku terima”
(Ternyata si Eka sudah mendengarkan
pembicaraan Eza dan Chika, laku Eka pun semakin marah kepada Chika karena ia
menganggap bahwa Chika akan merebut Eza darinya)
Eza : “Aku balik ke kelas dulu ya Chik. Baik-baik ya
cantik”
Chika : “Iya Za, makasih ya”
(Lalu datanglah si Eka dan gengnya
dengan perasaan amarah yang tinggi untuk memberi pelajaran kepada Chika)
Eka : (mendorong
kursi-kursi di depan Chika)
Chika : “Ada apa lagi Ka ?”
Eka : “Gue itu kan udah bilang ke lo, jangan dekati Eza.
Ngerti gak sih!! Oo.. ternyata lo nyari gara-gara sama gue hah” (dengan memegang pipi Chika)
Chika : (menangis)
“Aku gak bermaksud mendekati Eza kok Ka. Tapi Ezanya sendiri yang sms aku”
Eka : “Gue gak mau denger alasan apapun dari lo. Yang
jelas gue gak suka liat lo ama Eza berduaan kayak tadi” (amarah Eka membuat reflek tangannya yang ingin menampar Chika)”
(Eka hampir menampar Chika dan syukurlah
Bintang datang dan berhasil mencegah perbuatan itu)
Bintang : “Woy apa-apaan lo Eka? Kamu gak apa-apa kan Chik?”
Chika : “Aku gak apa-apa kok”
Bintang : “Eh Ka, ini udah kedua kalinya lo ganggu Chika. Lo kok
gak sadar sih, Eza itu lebih milih Chika dari pada lo. Lo harus introspeksi
diri dong kekurangan lo itu apa”
Eka : (diam dan
hanya tertunduk malu)
Bintang : “Yaa, wajar aja kalau Eza lebih suka Chika dari pada lo,
karena Chika itu cantik, pinter, dan pendiam. Beda banget ama lo, Ka. Lagian
cowok di sekolah ini masih banyak kok bukan cuma Eza aja”
(Semua kata-kata Bintang memang benar
dalam hati Eka, dan Eka menyadari bahwa perbuatannya itu sudah sangat
keterlaluan)
Eka : (menghampiri
Chika) “Chik, gue minta maaf atas kelakuan gue sama lo. Gue sadar kalo gue
emang gak pantes ama Eza”
Chika : “Sebelum kamu minta maaf, aku sudah maafin kamu kok Ka.
Oh iya, kamu mau gak jadi sahabat aku, Lisa, Farhan dan Bintang ?”
Eka : “Aku mau banget Chik, makasih ya”
Ainun : “Aku mau jadi sahabat kamu juga Chik”
Nabila : “Aku juga ya”
Dari kejadian
itu, kelompok jahat sadar bahwa tidak ada yang lebih penting dari sebuah
persahabatan sejati. Untuk itu, janganlah kita menganggap bahwa cinta lebih
penting dari persahabatan. Karena dari persahabatan itulah akan menimbulkan
cinta dan kasih sayang.
Dan dari pada
itu, berakhirlah cerita anak SMADA dan semoga ini menjadi pembelajaran bagi
anak-anak remaja terutama SMA bahwa friendship always been in our heart.
TERIMA KASIH
vanjang amat
BalasHapus